Alejandro Querevaluu, Seruling Indian Yang Amat Berkesan

<div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQeo8HDybrxbUJuhHC8oMJfU5Cn-M6mJDxXx7vk1D2LztYMQrG4mGYvmGflTwdngKO-XNu5ZLBqkKH9XvYFCndG_r7JVPidjAJvwa8pOgXwa3vnIx-hct_qe2DyzK8d2_wOOylaEVbVrgV/s1600/Alexandro.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="341" data-original-width="522" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQeo8HDybrxbUJuhHC8oMJfU5Cn-M6mJDxXx7vk1D2LztYMQrG4mGYvmGflTwdngKO-XNu5ZLBqkKH9XvYFCndG_r7JVPidjAJvwa8pOgXwa3vnIx-hct_qe2DyzK8d2_wOOylaEVbVrgV/s1600/Alexandro.jpg" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://www.alexandroquerevalu.eu/gallery.html">http://www.alexandroquerevalu.eu/gallery.html</a></td></tr> </tbody></table> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Bila anda menyukai musik musik instrumental relaksasi, mestinya anda sudah pernah mendengarkan tiupan alat musik tradisional Alejandro Querevaluu. Bagi yang belum, cobalah dengarkan. Anda akan terhanyut dalam suasana hati yang tidak menentu. Perasaan campur aduk antara marah dan bersemangat, juga sedih hingga menangis. Banyak orang yang akhirnya tertarik mendengarkan alunan musiknya setelah mendengarkannya memainkan The Last of The Mohicans.</span></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <span style="font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Lagu lagunya yang dipasang di Youtube, rata rata memiliki pemirsa ribuan. Banyak orang yang terpancing untuk mendengarkan, karena penampilannya yang unik, merepresentasikan orang asli Indian (dengan segala aksesorisnya). Apalagi ia meletakkan patung Indian kecil dihadapannya untuk memperkuat kesan pembelaannya terhadap suku Indian yang eksistensinya pernah terancam. </span></div> </span><br /> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <span style="font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Setelah terpancing oleh segala keunikan itu, mereka lalu menontonnya dan akan segera menjadi pendengar setia lagu lagunya. </span>Sentimen-sentimen yang diekspresikan Alexandro dalam musiknya memiliki efek yang menyatu pada hati orang-orang dari semua ras, bangsa, agama dan budaya.<span style="font-family: inherit;"> </span></div> </span><br /> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sebelum mengenal Alejandro Querevaluu lebih jauh, ada baiknya anda sekarang menyimak baik baik The Last Of The Mohicans berikut ini :</div> <br /> <br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/93wGaGFUnTs/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/93wGaGFUnTs?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div> <i></i><br /> <div style="text-align: center;"> <i><br /></i></div> <i> <div style="text-align: center;"> <i>The Last Of The Mohicans, digubah oleh Trevor Jones dan Randy Edelman untuk film dengan judul sama. Di mainkan kembali oleh Alexandro menggunakan seruling dengan penghayatan yang luar biasa. Juga diimbuhi dengan jeritan yang menyayat hati. Sehingga lagu ini bukan saja membuat pemainnya menangis, tapi juga ribuan orang yang mendengarkannya. </i></div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </i><br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <span style="font-family: "quicksand";"><span style="background-color: white;"><br /></span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Alexandro lahir di Lima, ibu kota Peru. Ia lahir dari keluarga yang sederhana namun pekerja keras. Sebagai putra tertua, ia bermimpi membantu keluarganya secara finansial. </span><span style="font-family: inherit;">Tahun </span>1982 ia mulai belajar memainkan zampona atau siku dari teman dan anggota keluarga.<span style="font-family: inherit;">Dengan pemikiran ini, ia merantau ke Polandia pada usia 18 tahun. </span></div> <div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <div style="margin: 0px;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> </div> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Alexandro Querevalú adalah pemain yang brilian. Bisa jadi ia adalah salah satu yang terbaik. Ia bisa memainkan berbagai alat musik tiup tradisional terutama yang berasal dari suku Indian. </span>Ia memainkan berbagai macam alat musik tiup, seperti Quena (seruling asli Andes), Quenacho, Antara, Basto Zampona dan Malta Zampona, dan lain lain.<span style="font-family: inherit;">  </span><br /> <span style="font-family: inherit;"><br /></span> <br /> <h3> <span style="font-family: inherit;">Populer lewat Media Sosial</span></h3> <span style="font-family: inherit;"><br /></span> <span style="font-family: inherit;">Sebelum terkenal, Alexandro sebenarnya telah menggeluti dunia musik Indian ini cukup lama. Ia telah mengikuti berbagai festival di berbagai negara dan bergabung dengan beberapa grup musik. Ia juga sempat mengeluarkan CD musik bernuansa Amerika Utara dan Amerika Selatan. </span><br /> <span style="font-family: inherit;"><br /></span> Namun masyarakat mulai mengenalnya, setelah ia mengunggah video video ngamennya di jalanan. Ia bermain musik secara solo ditrotoar, dengan memakai aksesoris suku Indian. Termasuk "Si Patung Tetua Suku Indian", teman setianya yang tak pernah ketinggalan.<br /> <br /> Titik balik ini terjadi pada tahun 2015, melalui dua video ngamennya. Video pertama adalah The Last Mohicans yang ia juduli "This song makes me cry! The Last of the Mohicans The Best Ever! by Alexandro Querevalú".<br /> <br /> Video berikutnya adalah "El Condor Pasa", yang dimainkannya menggunakan flute bambu pendek  khas suku Indian yang disebut Quena. Berikut ini videonya :<br /> <br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/z1oAJobeMYA/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/z1oAJobeMYA?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div> <br /> <span style="font-family: inherit;">Melalui video video ini popularitasnya semakin menyebar ke seluruh dunia antara lain Amerika Serikat, Eropa, Asia, negara-negara Arab dan Australia. Ini karena caranya yang unik dalam memainkan instrumen asli Indian ini.  Ia bisa mengeluarkan suara burung burung berkicau dengan alat tiup kecil asli Indian. Ia juga meniup alat musik berbentuk burung hantu, yang mengeluarkan suara burung hantu. Keserbagunaan, kefasihan, kesedihan dan kebahagiaan yang ia ungkapkan dalam interpretasi musiknya dirasakan jauh di dalam jiwa, itulah sebabnya ia sendiri mengatakan "lagu ini membuat saya menangis".</span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Dari pengamen jalanan, ia mulai diundang di televisi dan melakukan konser langsung. Pertunjukan langsungnya mengenakan regalia asli Amerika yang berbeda benar-benar menakjubkan. </span><span style="font-family: inherit;"> </span><br /> <span style="font-family: inherit;"><br /></span> <br /> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj5WGyJOYJ8Qv2YUU6LQuDA8LhAclXVXlKlf2SsKEZd0HcHeWvL_clpUjoIfiHEXUOzAhzYdoC2vd2RDFRvm-ourgToHZX6zObIEoZi3GxN0_oAUnL0p2yp9Pl6iwjKSkWlFh8U2KFV5Pk/s1600/Alexandro2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Alexandro Queravalu" border="0" data-original-height="701" data-original-width="489" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj5WGyJOYJ8Qv2YUU6LQuDA8LhAclXVXlKlf2SsKEZd0HcHeWvL_clpUjoIfiHEXUOzAhzYdoC2vd2RDFRvm-ourgToHZX6zObIEoZi3GxN0_oAUnL0p2yp9Pl6iwjKSkWlFh8U2KFV5Pk/s1600/Alexandro2.jpg" title="Brocure" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Brosur Konsernya</td></tr> </tbody></table> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Tahun 2016 ia diundang tampil pada Festival Internasional di Kuwait selama empat minggu. Juga diwawancarai di Kuwaiti TV.  Pada tahun yang sama ia melakukan </span><span style="font-family: inherit;">tur pertamanya di Cina, Changsha, Beijing, Shanghai dan Shenzhen. Tur itu sukses besar dan sebagai hasilnya popularitasnya berkembang pesat sampai saat ini.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <blockquote class="tr_bq"> <span style="font-family: inherit;">....... Alexandro Querevalú membawa kepada kami musik <i>Amerindian</i> yang dapat dengan mudah menyentuh jiwa dari setiap manusia. Kami tahu bahwa musik itu hidup dan pada frekuensi yang berbeda, dapat membawa emosi yang berbeda. Ketika saya pertama kali mendengar Alexandro bernyanyi, saya merasa sangat santai dan sepenuhnya kagum dengan penampilannya yang indah. Saya dapat mendengarkan musiknya selama berjam-jam ...</span></blockquote> <blockquote class="tr_bq"> <span style="font-family: inherit;">So, just close your eyes, listen, and let yourself be transported by the magical sounds of Alexandro´s wonderful music!”. (Stephanie Sadler. England)</span></blockquote> <blockquote class="tr_bq"> <span style="font-family: inherit;">Jadi, tutup saja mata Anda, dengarkan, dan biarkan diri Anda diangkut oleh suara-suara ajaib musik indah Alexandro! </span></blockquote> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEqL7VVESGdkwiGsJOAiwgB9la2EpMm43kNCThCZxe-SptofmYfv3k63VLSUfe8OtdiDQlzXTIhgATu-S_pKCVl47SKbvAvFAxR5auYcKIX16wpjGlBvuGsY8rZF8Fwfw9yz_jPIGf8pXg/s1600/Alexandro1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="490" data-original-width="587" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEqL7VVESGdkwiGsJOAiwgB9la2EpMm43kNCThCZxe-SptofmYfv3k63VLSUfe8OtdiDQlzXTIhgATu-S_pKCVl47SKbvAvFAxR5auYcKIX16wpjGlBvuGsY8rZF8Fwfw9yz_jPIGf8pXg/s1600/Alexandro1.jpg" /></a></div> <br /> <br /> <span style="font-family: inherit;"><a href="http://www.alexandroquerevalu.eu/">http://www.alexandroquerevalu.eu/</a></span><br /> <br /></div>

http://www.alexandroquerevalu.eu/gallery.html Bila anda menyukai musik musik instrumental relaksasi, mestinya anda sudah pernah mend...

Suku Dari Pulau Terpencil Ini Menggunakan Uang Segede Gaban

<div style="text-align: justify;"> Cakram cakram bulat dibiarkan berserakan disebuah pulau kecil di wilayah Kepulauan Mikronesia. Cakram yang tengahnya berlubang itu adalah koin koin alat pembayaran milik suku Yapese. Bila kamu berkesempatan mengunjungi pulau ini, kamu akan sangat mudah menjumpai cakram cakram uang itu. Hanya saja kamu tidak akan sanggup mengambilnya untuk dibawa pulang. Karena koin koin itu ukurannya SEGEDE GABAN !! Tingginya seukuran manusia ! beratnya dapat berbobot lebih dari 4 atau 5 ton. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perhatikan  gambar berikut ini :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM18cHte796SP2T-EiUdIq5S9SMSHgXV85tyTRCyHjIEqUuJBtkn1dSSIi37poEeS-q46OU4PEVVZbleep-GIL_rJrbKQXcrLNYF8H0K8nBADvnzFUSk5SrLkp0LK7d27DMurBYAxwL6oB/s1600/Coin+Suku+Yap+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="390" data-original-width="520" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM18cHte796SP2T-EiUdIq5S9SMSHgXV85tyTRCyHjIEqUuJBtkn1dSSIi37poEeS-q46OU4PEVVZbleep-GIL_rJrbKQXcrLNYF8H0K8nBADvnzFUSk5SrLkp0LK7d27DMurBYAxwL6oB/s1600/Coin+Suku+Yap+1.jpg" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Koin besar milik suku Yapese ini menjadi salah satu fakta unik dunia. meninggalkan sejumlah tanda tanya. Benarkah itu mata uang ? Kalo benar bagaimana menggunakannya? dan Bagaimana cara menentukan nilainya ?</div> <h4 style="text-align: justify;"> Benarkah Itu Mata Uang ?</h4> <div style="text-align: justify;"> Melihat cakram cakram besar itu, rasanya tidak mungkin kalo itu  uang. Setidaknya banyak pembaca yang berpendapat seperti itu. Banyak yang berpendapat bahwa itu hanyalah semacam arca atau tugu penanda, atau prasasti.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Namun ini memang mata uang dan masih digunakan hingga masa modern ini. Suku Yap menggunakan cakram itu sebagai alat tukar yang disepakati. Mereka menyebutnya Raai yang dalam bahasa Yap artinya sama dengan uang. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Suku Yap, sebagaimana penduduk lain di dunia, adalah makhluk sosial yang membutuhkan alat tukar untuk bertransaksi. Di pulau Yap tidak ada emas atau perak. Namun mereka memiliki sumber daya alam berupa tambang aragonit dan kalsit. Dua jenis batu batuan yang cukup indah. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tidak jelas kapan mulainya, penduduk mulai memahati batu batuan sedimen yang telah mereka pilih. mereka membuatnya menjadi cakram (disk) dan melubangi tengahnya. Mereka sangat selektif memilih bahan. Proses pembuatan uang ini sangat sulit, sehingga uang ini bernilai tinggi. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Uang batu ini terakhir dibuat pada tahun 1931 Namun uang itu kini masih digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dan resmi di wilayah ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h4 style="text-align: justify;"> Bagaimana Cara Menilai Harganya ?</h4> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sewaktu rai diperkenalkan ratusan tahun yang lalu, uang batu itu masih sangat jarang. Karena jarang maka sangat tinggi nilainya, sehingga hanya pemimpin suku yang bisa memilikinya. Untuk menaksir nilai sepotong uang itu diperhatikan hal hal berikut : </div> <div style="text-align: justify;"> </div> <ol> <li>pertama dari ukurannya, keindahan alaminya, dan mutu pahatannya. </li> <li>Kedua sejarahnya, berapa umurnya, tingkat kesulitannya dalam proses pembuatannya </li> <li>Ketiga status sosial orang yang terkait dalam transaksi uang itu. Uang batu ditangan seorang pemimpin lebih bernilai daripada yang dimiliki rakyat jelata.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h4 style="text-align: justify;"> Bagaimana Cara Menyimpan Dan Menggunakannya ?</h4> <div> Tentu saja uang ini tidak dibawa bawa. Cukup sama sama tahu bahwa mereka punya uang dihalaman rumahnya.</div> <div> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Saat mereka selesai melakukan transaksi jual beli,  rai atau uang batu itu berpindah kepemilikan. Si pemilik baru umumnya meninggalkan batu-batu itu di tempatnya semula.<br /> <br /> Banyak yang masih berada di tempat aslinya selama puluhan tahun dan berada di tempat yang jauh dari rumah pemiliknya yang sekarang. Tidak ada yang mau mencuri sebab harus kuat membawanya dan cukup berani untuk melakukannya.<br /> <br /> Para tetangga mengetahui setiap pemilik uang batu itu dan mereka sangat menghargai hak milik orang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Disana juga ada "bank desa". Di "bank" desa yang unik ini tidak ada satpam yang bertugas dan tidak ada kasir yang melayani penabung bahkan tidak ditemui sebuah gedung. "Bank-bank" ini justru menyimpan aset mereka berupa uang di luar bangunan. Tersandar pada pohon-pohon kelapa dan dinding dinding. </div> <h4 style="text-align: justify;"> Pembuatan uang, Mengorbankan Nyawa</h4> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kedua bahan ini menarik bila dipahat dengan terampil, tetapi itu tidak didapat di Yap. Jadi orang-orang Yap terus pergi ke Palau untuk mendapatkan batu-batu. Palau terletak sekitar 400 km sebelah barat daya Yap, yang memakan waktu lima hari mengarungi lautan berbahaya dengan kano bercadik.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di Palau, orang Yap mendapat izin dari pemimpin setempat lalu mereka mulai menambang batu cadas. Dengan menggunakan peralatan tangan seadanya, mereka memotong lempengan batu dari gua bawah tanah dan memahat batu menjadi lempengan cakram. Untuk membuat satu keping uang saja, lempeng batu itu dipalu dan dipahat sampai berbulan-bulan dan kadang sampai bertahun tahun.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Lubang dibuat sehingga batu dapat diangkut ke pantai dengan galah yang kuat. Disana uang yang baru dipahat itu dimuatkan ke kano atau rakit bambu. Untuk membawa potongan yang besar, para pekerja mendirikannya di air kemudian membuat rakit besar di sekitarnya. Dengan layar yang ditiup angin dan dayung yang dikayuh kuat, mereka mendorong rakit yang mengangkut harta yang baru dipahat itu kembali ke Yap.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Semua pekerjaan ini dilakukan dengan tangan dan prosesnya berbahaya. Sebenarnya banyak orang yang terluka atau bahkan tewas sewaktu memotong dan memindahkan potongan batu yang besar ke daratan. Dan pelayaran kembali ke Yap juga berbahaya. Uang batu yang terlihat di dasar laut sekeliling pulau Yap dan Palau membuktikan bahwa tidak semua uang dan orang yang mengangkutnya ke Yap kembali dengan selamat. Namun uang yang tenggelam itu milik seseorang di Yap dan nilainya sama dengan cakram batu di darat</div>

Cakram cakram bulat dibiarkan berserakan disebuah pulau kecil di wilayah Kepulauan Mikronesia. Cakram yang tengahnya berlubang itu adalah k...