Dari Bisnisman Berubah Menjadi Pemulung

 

Nadir Ibrahim, dari seorang businessman menjadi pemulung sampah

Perputaran nasib manusia bisa berubah sedemikian cepat dan drastis. Bagaikan roda, nasib sseorang mengikuti perputaran roda kehidupan. Kadang diatas, kadang dibawah. Kadang jaya, kadang sengsara. Seorang lelaki Syiria yang berpendidikan tinggi dan memiliki masa depan cerah, nasibnya berubah drastis, terpaksa menyusuri jalan jalan Istambul untuk memunguti sampah. Padahal belum lama ia adalah orang yang kaya raya. Ia kehilangan semuanya akibat perang di Syiria yang tak kunjung usai, dan kejahatan para scammer.

Nadir Ibrahim (44 tahun) adalah seorang warga Suriah berpendidikan tinggi dan mapan secara ekonomi. Ia menguasai 5 bahasa dan seorang businessman memiliki usaha real estate, jual beli properti dan showroom mobil. Di negaranya, ia termasuk salah seorang yang kaya raya.

Nadir menyelesaikan pendidikan tinggi dibidang ekonomi di Maroko. Selama tinggal di Maroko, ia berhasil menguasai Bahasa Inggris dan Bahasa Prancis. Kemudian ia mengunjungi Italy dan Spanyol dan menguasai bahasa dua negara itu dengan baik. Ia kemudian kembali ke Syiria untuk membangun bisnisnya.

Kemudian, seiring dengan memburuknya situasi keamanan di Syiria, pada tahun 2012 ia dan keluarganya mengungsi ke Turki dengan membawa kekayaannya yang cukup banyak. Kepada koran Turki Milliyet, Nadir bercerita : Kami lari, aku dan keluargaku meninggalkan Syiria karena perang. Kami sempat tinggal setahun penuh di sebuah rumah sekelas hotel. Kemudian saya menjadi korban bisnis scam dan semua uangku dicuri dan aku ditinggal di provinsi Edirne.



Setelah ia tertipu, Nadir Ibrahim benar benar habis habisan. Ia menggelandang di Turki sambil berusaha mencari kerja. Namun akhirnya ia kehilangan harapan untuk mendapat pekerjaan. Maka ia meminta bantuan beberapa kenalannya di Libanon untuk menampung anak istrinya. 

Setelah anak istrinya ia titipkan, mulailah ia memulung sampah. Beberapa orang berbaik hati memberinya gerobag samapah dan menganjurkannya untuk tetap berusaha meski hanya sebagai pemulung. 

Katanya : setiap pagi saya keluar untuk mengumpulkan sampah . Setiap hari ia mengumpulkab sekitar 50-100 lira atau kurang lebih $16 - $33 (itu artinya ia bisa pegang uang rata rata Rp. 200.000 perhari dan bila dikalikan sebulan sama dengan 6 juta perbulan, sebuah jumlah yang cukup lumayan menggiurkan bagi orang Indonesia).

Ia menambahkan : saya sangat rindu keluargaku. Anakku Youssef, yang paling saya rindukan. Putriku sekarang sedang sakit. Aku hanya ingin bertemu mereka.
Dari Bisnisman Berubah Menjadi Pemulung 4.5 5 Subhan Hidayat Nadir Ibrahim, dari seorang businessman menjadi pemulung sampah Perputaran nasib manusia bisa berubah sedemikian cepat dan drastis. ...


Sampah Digital. Diberdayakan oleh Blogger.